SISTEM BILANGAN
Konsep dasar sistem komputer yaitu
adanya sistem biner, sistem desimal dan hexa desimal. Dalam sistem biner adalah
sistem yang mengenal 2 buah angka. Yang disebut dengan istilah Bit. Dalam
sistem biner kita akan mengenal sistem satuan elemen informasi, satuan waktu
dan frekuensi sistem pengkodean karakter. Dalam sistem decimal menggunakan
basis 10, deca berarti 10. Sistem bilangan desimal menggunakan 10 macam simbol
bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Dalam sistem hexa decimal menggunakan
basis 16, hexa berarti 6 dan deca berarti 10. Sistem bilangan hexa decimal menggunakan
16 macam simbol bilangan yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D dan E.
Banyak ilmu yang berkembang atas dasar
penerapan konsep dari matematika. Salah satunya perkembangan ilmu komputer yang
sedang berkembang pesat dalam era informasi sekarang ini. Jaringan komputer,
komputer grafis, aplikasi dari berbagai softwere diambil dari penerapan konsep
dan pemikiran dari para ahli yang telah dirangkum dalam ilmu matematika. Teori
grup, struktur aljabar, statistika dan peluang, kalkulus semua itu sangat
aplikatif dalam dunia science dan teknologi .
Kemajuan teknologi luar angkasa yang
sangat pesat di jaman sekarang karena kemajuan bidang ilmufisika. Banyak ilmu
yang berkembang atas dasar penerapan konsep dari matematika. Salah satunya
perkembangan ilmu komputer yang sedang berkembang pesat dalam era informasi sekarang
ini. Jaringan komputer, komputer grafis, aplikasi dari berbagai software
diambil dari penerapan konsep dan pemikiran dari para ahli yang telah dirangkum
dalam ilmu matematika. Teori grup, struktur aljabar, statistika dan peluang,
kalkulus semua itu sangat aplikatif dalam dunia science dan teknologi . Ada
beberapa sistem bilangan yang gunakan dalam
sistem digital yang paling umum
adalah sistem bilangan decimal, biner, octal, heksa desimal. Sistem bilangan
desimal merupakan sistem bilangan yang paling familierdengan kita karena
berbagai kemudahannya yang kita pergunakan sehari-hari.
Sistem Bilangan atau
Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik.
Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang
tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang
dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8) dan
Hexadesimal (Basis 16). Berikut penjelesan mengenai 4 Sistem Bilangan ini
:
1.
Desimal
Desimal (Basis 10) adalah Sistem
Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem
bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan
yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa
integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal
(decimal fraction). Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan
perhitungan seperti berikut, misalkan contoh bilangan decimal adalah 8598. Ini dapat
diartikan :
Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan
Position Value. Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut
Value dan Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing
digit bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari
masing-masing digit bilangan tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai
basis di pangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan
tabel dibawah ini.
Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan
2. Biner
Sistem digital hanya mengenal dua
logika, yaitu 0 dan 1. Logika 0 biasanya mewakili kondisi mati dan logika 1
mewakili kondisi hidup. Pada sistem bilangan biner, hanya dikenal dua lambang,
yaitu 0 dan 1. Karena itu, sistem bilangan biner paling sering digunakan untuk
merepresentasikan kuantitas dan mewakili keadaan dalam sistem digital maupun
sistem komputer. Digit bilangan biner disebut binary digit atau bit. Empat bit
dinamakan nibble dan delapan bit dinamakan byte. Sejumlah bit yang dapat diproses
komputer untuk mewakili suatu karakter (dapat berupa huruf, angka atau lambang
khusus) dinamakan word. Sebuah komputer dapat memproses data satu word yang
terdiri dari 4 sampai 64 bit. Sebagai contoh, sebuah komputer yang menggunakan
mikroprosesor 32 bit dapat menerima, memproses, menyimpan dan mengirim data atau
instruksi dalam format32bit.Jika komputer digunakan untuk memproses karakter,
maka karakter (yang meliputi huruf, angka, tanda baca dan karakter kontrol)
tersebut harus diformat dalam bentuk kode alfanumerik. Format baku ASCII
(American Standard Code for Information Interchange) menggunakan format data
tujuh bit untuk mewakili semua karakter yang ada termasuk tanda baca dan
penanda kontrol. Dengan format tujuh bit, maka ASCII dapat menanpung 27 = 12 8data.
Sistem bilangan biner merupakan sistem bilangan basis dua. Pada sistem bilangan
ini hanya dikenal dua lambang, yaitu:B={0,1}Ciri suatu bilangan menggunakan
sistem bilangan biner adalah adanya tambahan subskrip bin atau 2 atau tambahan huruf
B di akhir suatu bilangan. Contoh : 1010011 bin = 1010011² = 1010011B. Representasi
bilangan biner bulat m bit adalah sebagai berikut, Bit paling kiri dari suatu
bilangan biner bertindak sebagai bit paling berarti (Most Significant Bit,
MSB), sedangkan bit paling kanan bertindak sebagai bit paling tidak berart (Least
Significant Bit, LSB). Persamaan tersebut dapat digunakan untuk mengonversi
suatu bilangan biner ke bilangan desimal.
a.
Konversi Bilangan Biner ke Desimal
Konversi bilangan biner ke desimal dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian semua bit biner dengan beratnya.
Konversi bilangan biner ke desimal dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian semua bit biner dengan beratnya.
b
Konversi Bilangan Desimal ke Biner
Konversi bilangan desimal bulat ke biner dilakukan dengan membagi secara berulang-ulang suatu bilangan desimal dengan 2. Sisa setiap pembagian merupakan bit yang didapat.
Konversi bilangan desimal bulat ke biner dilakukan dengan membagi secara berulang-ulang suatu bilangan desimal dengan 2. Sisa setiap pembagian merupakan bit yang didapat.
3. Oktal
Sistem bilangan oktal merupakan sistem bilangan basis delapan. Pada sistem bilangan ini terdapat delapan lambang, yaitu: O = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 } Ciri suatu bilangan menggunakan sistem bilangan oktal adalah adanya tambahan subskrip okt atau 8 atau tambahan huruf O di akhir suatu bilangan. Contoh: 1161okt = 1161O.
Sistem bilangan oktal merupakan sistem bilangan basis delapan. Pada sistem bilangan ini terdapat delapan lambang, yaitu: O = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 } Ciri suatu bilangan menggunakan sistem bilangan oktal adalah adanya tambahan subskrip okt atau 8 atau tambahan huruf O di akhir suatu bilangan. Contoh: 1161okt = 1161O.
a.
Konversi Bilangan Oktal ke Desimal
Untuk konversi oktal ke binner anda perlu mengalikan digit dengan pangkat dari bilangan 8.
Contoh :
3658 = …….10 ?
Untuk konversi oktal ke binner anda perlu mengalikan digit dengan pangkat dari bilangan 8.
Contoh :
3658 = …….10 ?
Untuk
melakukan konversi bilangan oktal ke bilangan berbasis 10 (desimal) lakukan
dengan mengalikan setiap digit dari bilangan tersebut dengan pangkat 0, 1, 2,
…, dst, dari basis mulai dari yang paling kanan.
3658 = (3 x 82)10 + (6 x 81)10 + (5 x 80)10 = 192 + 48 + 5 = 245
3658 = (3 x 82)10 + (6 x 81)10 + (5 x 80)10 = 192 + 48 + 5 = 245
b.
Konversi Bilangan Oktal ke Biner
Cara ini merupakan kebalikan cara konversi biner ke oktal. Setiap digit oktal akan langsung dikonversi ke biner lalu hasilnya digabungkan.
Contoh:
548 = …….2 ?
Cara ini merupakan kebalikan cara konversi biner ke oktal. Setiap digit oktal akan langsung dikonversi ke biner lalu hasilnya digabungkan.
Contoh:
548 = …….2 ?
1.
Pertama-tama
hitung 58 = 1012 (Lihat cara
konversi dari desimal ke biner)
2.
Lalu
hitung 48 = 1002
3.
Sehingga
didapat 548 = 1011002
c.
Konversi Bilangan Oktal ke Heksa desimal
Untuk perhitungan secara manual, konversi bilangan oktal ke desimal dilakukan dengan mengkonversi bilangan oktal ke bilangan basis antara terlebih dahulu. Ada dua cara yang sering digunakan untuk konversi oktal ke hexadecimal. Cara pertama konversi dahulu bilangan oktal ke desimal, lalu dari bilangan desimal tersebut dikonversi lagi ke heksadesimal. Cara kedua adalah dengan menkonversi bilangan oktal ke bilangan biner, lalu dari biner di konversi lagi menjadi bilangan heksadesimal. Cara kedua merupakan cara yang paling sering digunakan.
Contoh :
3658 = …….16
Untuk perhitungan secara manual, konversi bilangan oktal ke desimal dilakukan dengan mengkonversi bilangan oktal ke bilangan basis antara terlebih dahulu. Ada dua cara yang sering digunakan untuk konversi oktal ke hexadecimal. Cara pertama konversi dahulu bilangan oktal ke desimal, lalu dari bilangan desimal tersebut dikonversi lagi ke heksadesimal. Cara kedua adalah dengan menkonversi bilangan oktal ke bilangan biner, lalu dari biner di konversi lagi menjadi bilangan heksadesimal. Cara kedua merupakan cara yang paling sering digunakan.
Contoh :
3658 = …….16
1.
Konversi
bilangan oktal menjadi bilangan biner
3658 = 11 110 101 2
angka 3, 6, dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.
3658 = 11 110 101 2
angka 3, 6, dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.
2.
Kemudian
bilangan biner tersebut dikelompokkan setiap 4 digit dimulai dari yang paling
kanan
3.
Selanjutnya
4 digit biner transformasikan menjadi heksadesimal
11 110 101 2 = F516
11 110 101 2 = F516
4. Hexa Decimal
Bilangan heksadesimal (hexadecimal)merupakan bilangan berbasis 16. Sehingga angka digit yang digunakan adalah 0, 1, 2, …, 8, 9, A, B, …, E, F dimana A s/d F merupakan nilai untuk 10 s/d 15 desimal.
a. Konversi Bilangan Heksa desimal ke desimal
Untuk konversi heksadesimal ke desimal lakukan dengan mengalikan digit bilangan heksa dengan pangkat bilangan 16 dari kanan ke kiri mulai dengan pangkat 0, 1, 2, …, dst
Contoh :
F516 = …….8 ?
F516 = (15 x 161)10 + (5 x 16-0)10 = 240 + 5 = 245
Bilangan heksadesimal (hexadecimal)merupakan bilangan berbasis 16. Sehingga angka digit yang digunakan adalah 0, 1, 2, …, 8, 9, A, B, …, E, F dimana A s/d F merupakan nilai untuk 10 s/d 15 desimal.
a. Konversi Bilangan Heksa desimal ke desimal
Untuk konversi heksadesimal ke desimal lakukan dengan mengalikan digit bilangan heksa dengan pangkat bilangan 16 dari kanan ke kiri mulai dengan pangkat 0, 1, 2, …, dst
Contoh :
F516 = …….8 ?
F516 = (15 x 161)10 + (5 x 16-0)10 = 240 + 5 = 245
b.
Konversi Bilangan Heksadesimal ke Biner
Cara ini merupakan kebalikan cara konversi biner ke heksadesimal. Setiap digit heksadesimal langsung dikonversi ke biner lalu hasilnya dipadukan.
Cara ini merupakan kebalikan cara konversi biner ke heksadesimal. Setiap digit heksadesimal langsung dikonversi ke biner lalu hasilnya dipadukan.
Contoh:
F516 = …….2 ?
F516 = …….2 ?
1.
Pertama-tama
hitung F16 = 11112 (F16 = 1510 = 11112, Lihat cara konversi dari desimal ke biner)
2.
Lalu
hitung 516 = 01012 (harus
selalu dalam 4 digit biner, bila nilai hasil konversi tidak mencapai 4 digit
biner maka tambahkan angka 0 di depan hingga menjadi 4 digit biner)
3.
Kemudian
didapat F516 = 111101012
c.
Konversi Bilangan Heksa Desimal ke Oktal
Untuk konversi heksa desimal ke oktal mirip dengan cara konversi oktal ke desimal. Lakukan konversi heksadesimal ke biner terlebih dahulu lalu dari binner di konversi lagi ke oktal.
Untuk konversi heksa desimal ke oktal mirip dengan cara konversi oktal ke desimal. Lakukan konversi heksadesimal ke biner terlebih dahulu lalu dari binner di konversi lagi ke oktal.
Contoh
:
F516 = …….8
F516 = …….8
1.
Konversi
bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner
F516 = 1111 01012
angka F dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.
F516 = 1111 01012
angka F dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.
2.
Kemudian
bilangan biner tersebut dikelompokkan setiap 3 digit dimulai dari yang paling
kanan
3.
Selanjutnya
3 digit biner transformasikan menjadi oktal
11 110 101 2 = 3658
11 110 101 2 = 3658
PENGKODEAN BILANGAN
BCD (Binary Coded
Decimal)
BCD adalah sistem
pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan biner biasa.
Kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit decimal saja,
yaitu dari angka 0 sampai dengan 9.
SBCDIC ( Standard Binary
Coded Decimal Intercharge code )
Merupakan coding 6 bit untuk 64 karakter. posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone, yaitu 2 bit pertama (diberi nama bit A dan bit B) disebut dengan alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1) disebut dengan numeric bit position.
Merupakan coding 6 bit untuk 64 karakter. posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone, yaitu 2 bit pertama (diberi nama bit A dan bit B) disebut dengan alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1) disebut dengan numeric bit position.
EBCDIC
(Extended Binary Code Decimal for Information Intercharge)
Terdiri dari kombinasi
8-bit. Pada jenis ini high order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone
bits dan low-order bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bits. Merupakan
coding 8 bit untuk 256 karakter.
Tranmisi asinkron
membutuhkan 11 bit, yaitu :
1 bit awal – 8 bit data
1 bit pariti – 1 bit akhir
1 bit pariti – 1 bit akhir
ASCII 7 (American Standard Code For Information
Intercharge)
Dikembangkan oleh American National Standarts Institute (ANSI) untuk tujuan membuat kode binary yang standart. kode ASCII ini menggunakan kombinasi 7 bit.
Dikembangkan oleh American National Standarts Institute (ANSI) untuk tujuan membuat kode binary yang standart. kode ASCII ini menggunakan kombinasi 7 bit.
Kode ASCII7-bit ini
terdiri dari 2 bagian :
Control characters
Merupakan karakter yang
digunaklan untuk mengontrol pengiriman atau trans misi.
Informations characters
Merupakan
karakter-karakter yang mewakili data.
ASCII8-bit
ASCII8-bit terdiri dari kombinasi 8 bit, banyak digunakan karena mempunyai banyak kombinasi karakter. Yang tidak dapat diwakili ASCII 7-bit.
ASCII8-bit terdiri dari kombinasi 8 bit, banyak digunakan karena mempunyai banyak kombinasi karakter. Yang tidak dapat diwakili ASCII 7-bit.