Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat
Perkotaan
A. KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dengan judul “Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan”. Makalah ini menjelaskan tentang pengertian dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan serta hubungannya antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan.
Meskipun banyak hambatan yang kami dapatkan, tidak menjadi penghalang dalam penyusunan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Ilmu Sosial Dasar dan umumnya bagi masyarakat.
Jakarta, 25 Desember 2015
B.
PENDAHULUAN
BAB I
LATAR BELAKANG
Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society)
merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang
tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan
perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud
sesuatu yang dibuat – atau tidak dibuat – oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian
sains sosial.
Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, “perhubungan baik dengan orang lain”.
Perkataan societas diambil dari socius yang bererti “teman”, maka makna masyarakat
itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah
tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan
matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan
rakyat sesebuah negara.[1]
Walaupun setiap masyarakat
itu berbeza, namun cara ia musnah adalah selalunya sama: penipuan, pencurian,
keganasan, peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan
perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan muncul daripada sesiapa yang
masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang tinggal.
Tujuan
1. Memahami pengertian masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
2. Mengetahui ciri-ciri dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
3. Mengetahui perbedaan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
4. Mengetahui hubungan yang terjadi antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
5. Memahami pengertian urbanisasi dan urbanisme
6. Mengetahui faktor penarik dan pendorong laju urbanisasi
7. Menjelaskan cara penanggulangan laju urbanisasi
Rumusan Masalah
Masyarakat
Perkotaan, Aspek-
Aspek Positif
dan Negatif
-
Mahasisiwa
dapat menjelaskan pengertian masyarakat
-
Mahsiswa
dapat menyebutkan syarat-syarat menjadi masyarakat
-
Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian masyarakat perkotaan
-
Mahasiswa
dapat menyebutkan 2 tipe masyarakat
-
Mahasiswa
dapat menyebutkan cirri-ciri masyarakat kota m
-
Mahasisiwa
dapat menyebutkan perbedaan antara desa dan kota
Hubungan Desa dan Kota
-
Mahasiswa
dapat menjelaskan hubungan desa dan kota
Aspek Positif dan Negatif
-
Mahasiswa
dapat menjelaskan tentang aspek positif dan aspek negatif
-
Mahasiswa
dapat menyebutkan 5 unsur lingkungan perkotaan
-
Mahasiswa
dapat menyebutkan fungsi external kota
Masyarakat Pedesaan
-
Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian desa
-
Mahasiswa
dapat menyebutkan cirri-ciri desa
-
Mahasisiwa
dapat menyebutkan cirri-ciri masyarakat pedesaan
-
Mahasiswa
dapat menyebutkan macam-macam pekerjaan gotong royong
-
Mahasiswa
dapat menjelaskan sifat dan hakikat masyarakat pedesaan
-
Mahasiswa dapat mnyebutkan macam-macam
gejala masyarakat pedesaan
-
Mahasiswa dapat menjelaskan sistem budaya
petani Indonesia
-
Mahasiswa dapat menyebutkan unsur-unsur
desa
-
Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi desa
Perbedaan
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
-
Mahasiswa dapat menyebutkan perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Masyarakat Perkotaan Serta Aspek-aspek Positif dan Negatif
Pengertian masyarakat
• Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
• Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :
– Harus ada pengumpulan manusia
– Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
– Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
• Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
• Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :
– Harus ada pengumpulan manusia
– Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
– Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang
dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1. Masyarakat paksaan : negara, tawanan
2. Masyarakat merdeka :
– masyarakat natur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya seperti gerombolan (horde), suku (stam) yang bertalian karena hubungan darah.
– masyarakat kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.
1. Masyarakat paksaan : negara, tawanan
2. Masyarakat merdeka :
– masyarakat natur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya seperti gerombolan (horde), suku (stam) yang bertalian karena hubungan darah.
– masyarakat kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.
A.
Masyarakat
perkotaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut juga sebagai urban community, pengertian masyarakat
kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan seta ciri-ciri kehidupan yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di pedesaan
2. Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, agama, paham politik dsb.
3. Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
4. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
5. Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
1. Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di pedesaan
2. Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, agama, paham politik dsb.
3. Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
4. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
5. Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
B.
Perbedaan
desa dengan kota
Dalam
menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari
ciri-cirinya seperti :
a. Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak daripada desa.
b. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
c. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
d. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memliki kepentingan berlainan.
e. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
f. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
g. Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti politik, pendidikan.
h. Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
i. Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana.
a. Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak daripada desa.
b. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
c. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
d. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memliki kepentingan berlainan.
e. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
f. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
g. Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti politik, pendidikan.
h. Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
i. Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana.
C.
Hubungan
desa dengan kota
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali, karena
terdapat hubungan erat yang bersifat ketergantungan. Kota tergantung dengan
desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan dan desa juga
merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.
Sebaliknya kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh orang desa
seperti pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, obat untuk memelihara
kesehatan, alat transportasi, tenaga-tenaga dibidang jasa seperti tenaga medis,
montir-montir elektronika dan tenaga yan dapat membimbing dalam upaya
meingkatkan hasil pertanian, peternakan, perikanan.
D.
Aspek
positif dan negatif
Untuk
menunjang aktivitas serta memberikan suasana aman, tenteram, nyaman, bagi
warganya, kota diharuskan menyediakan fasilitas kehidupan dan mengatasi
berbagai masalah yang timbul sebagai akibat warganya.
Suatu
lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
– Wisma, mengembangakan daerah perumahan sesuai dengan pertambahan penduduk serta memperbaiki lingkungan perumahan yang telah ada.
– Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja. Dapat dilakukan dengan enyediaan ruang untuk kegiatan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan lain.
– Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lain dalam kota atau dengan kota-kota daerah lainnya. Dalam unsur ini termasuk :
• Pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya ( terminal, parkir dll)
• Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan komunikasi kota.
– Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
– Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan bagian penting bagi kota, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas/ keperluan umum.
– Wisma, mengembangakan daerah perumahan sesuai dengan pertambahan penduduk serta memperbaiki lingkungan perumahan yang telah ada.
– Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja. Dapat dilakukan dengan enyediaan ruang untuk kegiatan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan lain.
– Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lain dalam kota atau dengan kota-kota daerah lainnya. Dalam unsur ini termasuk :
• Pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya ( terminal, parkir dll)
• Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan komunikasi kota.
– Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
– Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan bagian penting bagi kota, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas/ keperluan umum.
Kelima
unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen-komponen perkotaan yang
kauantitas dan kualitasnya kemudian dirinci dalam perencanaan suatu kota.
Kebijaksanaan perencanaan dan pengembangan kota harus dapat dalam kerangka
pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional. Rumusan pengembangan kota
seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut
:
1. Menekan angka kelahiran
2. Mengalihkan pusar pembangunan pabrik/industri ke pinggir kota\
3. Membendung urbanisasi
4. Membangun kota satelit
5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada disekitar kota besar
6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan
1. Menekan angka kelahiran
2. Mengalihkan pusar pembangunan pabrik/industri ke pinggir kota\
3. Membendung urbanisasi
4. Membangun kota satelit
5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada disekitar kota besar
6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan
Masyarakat
Pedesaan
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat
pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga
desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang
hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
Ciri-ciri
Masyarakat desa
1) Afektifitas ada hubungannya
dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya
dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah
yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2) Orientasi kolektif
sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda
pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3) Partikularisme pada
dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk
suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya
Universalisme)
4) Askripsi yaitu
berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah
merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
5) Kekabaran
(diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi
tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa
tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat
Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya
tanpa pengaruh dari luar.
Kegiatan Masyarakat Pedesaan.
Adapun kegiatan
masyarakat pedesaan sebagai berikut:
· Gotong royong
· Bertani
· Berkebun
· Bercocok tanam
· Merayakan Upacara Adat
Sifat dan Hakikat Masyarakat
Pedesaan
Masyarakat desa dinilai oleh orang
kota sebagai masyarakat damai, masyarakat yang sebagian tidak mementingkan
masalah politik mereka hanya mementingkan gimana menikmati hidup dengan
kedamaian dengan ekonomi yang sederhana, untuk mereka itu cukup dibanding dengan
harus mengatur atau memegang sebuah jabatan. Dan masyarakat pedesaan ini
memiliki sifat yang kerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik sesuai
dengan kemampauan mereka, hidup dengan ekonomi yang serba kecukupan bukan
berarti mereka bodoh atau malas, buktinya memang ada seorang pejabat yang
mengerti akan mengelola padi untuk mendapatkan beras terbaik ? ada pasti bisa
menjawab itu, kecuali pejabat itu anak dari petani. Masyarakat pedesaan ini
memiliki unsur yang tidak dimiliki masyarakat perkotaan yaitu hidup dengan
bergotong royong, justru masyarakat perkotaan ini sangat bergantung dengan
masyarakat pedesaan karena merekalah yang memproduksi beras, apa jadinya biala
didunia ini memiliki pemerintahan yang mayoritas masyarakatnya adalah orang kaya.
Fungsi masyarakat pedesaan ini yaitu merka menjadi lumbung bahan mentah dan
tenaga kerja.
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat
yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak
melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan
adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan
pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi
terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan
keluar dari hakikat itu.
http://ardhiskate.blogspot.com/2013/11/sifat-dan-hakikat-masyarakat-pedesaan.html
Gejala
Masyarakat Pedesaan
1) Konflik (Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah
masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan
sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak
ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang
tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk
bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa
peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar
pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga.
Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah
kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
2) Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan
konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya
dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah
kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
3) Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah
manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara
lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu
maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila
persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan
produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya
berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya
melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya
menambah ketegangan dalam masyarakat.
4) Kegiatan pada
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap
mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat
pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa
adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang
berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini
tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya
masyarakat sudah bekerja keras.
5) lemahnya posisi sumber
daya alam
lemahnya posisi sumber daya manusia di pedesaan, kurangnya
penguasaan teknologi, lemahnya infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan,
termasuk budaya, sikap, dan motivasi.
Sistem
Budaya Petani Indonesia
Para ahli disinyalir bahwa dikalangan petani pedesaan ada suatu cara berfikir dan mentalitas yang hidup dan bersifat religio-magis. Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain adalah:
1. Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidup itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan sembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa. Bahkan sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
2. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
3. Mereka berorientasi pada masa sekarang, kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau (menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).
4. Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya meruakan sesuatu yang harus wajib diterima. Mereka cukup dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5. Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
Unsur-unsur
pedesaan
1.
Wilayah
Wilayah
adalah suatu tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai aktiflvitas,
baik sosial, ekonomi maupun budaya. Wilayah meliputi tanah, lokasi, luas dan
batas geografis setempat
2.
Penduduk
Penduduk
merupakan salah satu unsur penting dalam suatu wilayah. Di dalam upaya
mengembangkan wilayah, penduduk akan bertindak sebagai tenaga kerja, perencana
atau pelaksana sekaligus yang memanfaatkan segala potensi yang ada.
3.
Tata kehidupan
Tata
kehidupan meliputi semua pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.
Tata kehidupan masyarakat desa di tunjukan oleh adanya ikatan antar warga yang
sangat erat. Hal itu dapat di lihat dengan sikap gotong royong yang
mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.
Fungsi
desa adalah sebagai berikut:
(*) Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota).
(*) Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.
(*) Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota.
(*) Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.
(*) Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota).
(*) Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.
(*) Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota.
(*) Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.
Perbedaan
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
·
Masyarakat Pedesaan:
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan
kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
Kolektivisme
·
Masyaraakat Kota
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan
kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
Individualisme
BAB III
ANALISIS
Kesimpulan
Manusia menjalani kehidupan
didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh
bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut makhluk
sosial, sesuai dengan Firman Allah SWT yang artinya : “ Wahai manusia! Sungguh
Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal ( bersosialisasi ).….” (Al-Hujurat
:13 ). Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah
pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang
harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan
kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali
dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan
Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu
pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi
moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan
tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada
lingkungan dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali
kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi
dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka
adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah
tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak
masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat
desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa
pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa
menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung
tertinggal.
Refrensi: