TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR PEMUDA DAN SOSIALISASI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pemuda adalah sosok individu
produktif yg mempunyai karakter khas seperti revolusioner, optimis,
berpikiran maju, memiliki moralitas, dan sebagainya.
Namun, pemuda juga memiliki
kelemahan yang mecolok yaitu kontrol diri dalam artian mudah emosional,
sedangkan kelebihan pemuda yg paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan,
baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan
itu sendiri.
Masalah-masalah pemuda yg dialami
ini adalah bentuk pendewasaan seseorang serta penyesuaian diri suatu individu
terhadap lingkungan sosial yg dihadapinya. Pemuda akan mengalami proses sosial
yg dimulai dari lingkungan keluarga berlanjut ke lingkungan sekolah atau
pelajar hingga pemuda nantinya akan menjalani kehidupan bermasyarakat. Proses
sosial tersebut disebut juga dengan sosialisasi, proses sosialisasi itu
berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai
titik kulminasi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti:
A.
Internalisasi Belajar dan
Spesialisasi.
-
Bagaimana pengertian pemuda.
-
Bagaimana pengertian sosialisasi.
-
Bagaimana pengertian internalisasi
belajar dan socialisasi.
-
Bagaimana proses sosialisasi.
-
Bagaimana peranan social pemuda di
masyarakat.
B. Pemuda dan Identistas
-
Mahasiswa dapat menjalankan pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda.
-
Mahasiswa
dapat menjelaskan 2 pengertian pokok pembinaan dan pengembngan generasi muda
-
Mahasiswa dapat menuliskan masalah
generasi muda.
-
Mahasiswa dapat menyebutkan potensi
generasi muda.
-
Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan
pokok sosialisasi.
C. Apa yang diketahui mahasiswa tentang perguruan dan
pendidikan.
-
Bagaimana dapat mengembangkan
potensi generasi muda.
-
Bagaimana pengertian perguruan dan
pendidikan.
-
Mahasiswa
dapat memberikan alasan untuk berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi.
Maksud
dan Tujuan
Maksud
dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengertian pemuda dan pengertian sosialisasi dan internalisasi pemuda serta
peranan sosial pemuda itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTERNALISASI
BELAJAR DAN SPESIALISASI
PENGERTIAN
PEMUDA
Pemuda adalah suatu generasi yg dipundaknya
yg memikul beban berbagai macam harapan karena pemuda diharapkan sebagai
generasi penerus bangsa . Pemuda merupakan suatu identitas yang potensial dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa. Pemuda merupakan generasi penerus
yang akan melanjutkan perjuangan dan mengisi, serta melangsungkan estafet
pembangunan secara terus menerus. Oleh karena itu berbagai potensi berbagai
potensi positif yang dimiliki generasi muda ini harus digarap, dibina dan
dikembangkan sesuai dengan arah dan tujuan yang baik. Pemuda sering juga
disebut dengan generasi muda yg
merupakan istilah dalam konteks umum, beberapa literatur menyatakan bahwa yg
dimaksud dengan pemuda adalah :
1. Mereka
yang berumur antara 10-24 tahun
2. Mereka
yang berumur antara 15-30 tahun
3. Mereka
yang berumur antara 15-35 tahun
4. Mereka
yang secara sikologis mempunyai jiwa muda dan mempunyai identitas kepemudaan.
Pemuda dalam pengertian adalah
manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan
adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat
dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka
pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa
bayi : 0 – 1
tahun
Masa anak : 1 –
12 tahun
Masa Puber : 12 –
15 tahun
Masa Pemuda : 15 –
21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau
fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian
sebagia berikut :
Golongan
anak :
0 – 12
tahun
Golongan
remaja : 13 – 18
tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas.
Berdasarkan dari uraian diatas dapat
dikatakan bahwa yg dimaksud dengan Pemuda adalah
Mereka yg berumur antara 10- 35 tahun atau lebih, dengan catatan bahwa yang
lebih dari umur 35 tahun tersebut secara psikologis mempunyai jiwa kepemudaan
serta mempunyai identitas kepemudaan.
Kedudukannya yang strategis sebagai
penerus cita- cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsanya, maka ibarat suatu mata rantai yg terurai panjang, posisi pemuda
dalam masyarakat menempati mata rantai yg paling sentral. Masa muda pada
umumnya dapat dipandang sebagai suatu tahap dalam pembentukan kepribadian
manusia. Karateristik yang menonjol dari pemuda adalh peranannya dalam masa
peralihan menuju kedudukan yang bertanggung jawab dalam tatanan masyarakat,
seperti menimbulkan gagasan baru dan semangat dalam mengabdikan dirinya. Begitu
juga dengan kedudukan Pemuda sebagai bagian dari masyarakat dapat dilihat dari
berbagai aspek yang merupakan bahagian dari potensi dirinya, diantaranya:
a. Idelisme
secara sosiologis
b. Dinamika
dan Kreativitas
c. Keberanian
mengambil resiko
d. Optimis
dan semangat
e. Mandiri
dan disiplin
f. Terdidik,
dan lainnya
PENGERTIAN SOSIALISASI
Sosialisasi adalah proses ilmiah
yang membimbing individu untuk mempelajari, memahami dan mempraktekkan nilai-
nilai, norma- norma, pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh
masyarakat. Proses sosialisasi yang membuatseseorang menjadi tahu bagaimana
seseorang bertingkah laku di tengah- tengah masyarakat dan lingkungan
budayanya. Proses sosialisasi membawa seseorang dari keadaan belum
tersosialisasi menjadi masyarakat yang beradab. Sosialisasi adalah Proses
yang membantu individu melalui belajar dan penyesuain diri, bagaimana bertindak
dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai maupun sebagai
anggota masyarakat. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga
seperti anak –anak yang masih kecil dalam keluarga.
Melalui proses sosialisasi, seorang
pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan
demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses
sosialisasi, seseorang menajadi tahu bagaimana ia harus bertingkah laku di
tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau
belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan
kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini
sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan
menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya
gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah
satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan
sistem sosial.
Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
Meskipun Sosialisasi itu mungkin
berbeda – beda dalam berbagai lingkungan dan lembaga baik formal
maupun informal namun sasaran sosialisasi tersebut banyak memilki
kesamaan terutama dari segi Tujuan bersosialisasi tersebut.
PENGERTIAN INTERNALISASI BELAJAR
& SOSIALISASI
Pengertian internalisasi adalah belajar dan sosialisasi pada dasarnya mempunyai
persamaan. Karena kedua hal tersebut berlangsung melalui interaksi
sosial. Internalisasi lebih
di tekankan kepada norma-norma individu yang meng internalisasikan norma-norma
tersebut, akan tetapi norma-norma tersebut mendarah daging atau turun temurun
dalam jiwa para masyarakat.
Belajar di tekankan kepada tingkah laku
seorang individu, seperti bertambahnya
pengetahuan atau ilmu dalam diri seoseorang yang tadinya seseorang itu tidak
tahu, tapi karena dia belajar maka ia menjadi tahu, dan proses belajar
berlangsung melalui lingkungan hidup orang itu sehari-hari maupun lembaga
pendidikan.
Sosialisasi di tekankan kepada individu
yang berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar, karena dalam dalil kehidupan manusia atau seseorang
itu tidak dapat hidup sendiri melainkan butuh bersosialisasi agar seseorang itu
dapat mencapai hal yang ia inginkan.
PROSES SOSIALISASI
Proses
Sosialisasi adalah sebuah
proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan
peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Proses tersebut terbagi dalam 4
proses yaitu
:
1. Tahap meniru adalah seseorang
yang berinteraksi atau bersosialisasi dengan keluarga,dimana keluarga itu
sangat mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir seseorang tersebut di masa
pertumbuhan seseorang itu. Lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi
pembentukan seorang individu dalam tahap ini.
2. Tahap persiapan dialami sejak
lahir, manusia mengalami proses pengenalan secara bertahap di dunia untuk siap
berbaur dalam berbagai kelompok kehidupan yang tersebar di seluruh dunia.
3. Tahap siap adalah aksi peniruan
yang dilakukan di dalam keluarga yang sudah mulai berkurang di gantikan oleh
peran yang secara langsung di mainkan oleh individu itu sendiri dengan penuh
kesadaran. Kemampuannya beradaptasi dengan teman-temannya yang memiliki
kemampuan sama atau berbeda sehingga memungkinkan untuk bermain secara
bersama-sama. Dan dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan
yang lain.
4. Tahap penerimaan norma kolektif adalah
seseorang itu sudah dewasa,seseorang tersebut sudah dapat bercampur dengan
masyarakat luas. Dengan ini seseorang tersebut sudah tidak lagi berinteraksi
dengan teman-teman yang berada di sekitarnya, melainkan sudah berinteraksi
dengan masyarakat luas.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di
masyarakat sama-sama komponen yang biasanya meluapkan aspirasinya dalam
kehidupan politik,dalam hal ini mahasiswa dan pemuda merupakan komponen yang
sama dengan warga yang lainnya di dalam bermasyarakat. Mahasiswa sebagai kaum
intelektual setelah lulus nanti akan bekerja dan akan memiliki kehidupan yang
relatif sama dengan warga lainnya.
Sumber
: MKDU ilmu sosial dasar
PERANAN SOSIAL
MAHASISWA & PEMUDA DI MASYARAKAT
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di
masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat.
Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang
sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah,
ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga
yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak
“jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan
ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang
waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya
diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan,
berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah
peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat”
bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan
NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan
kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
B. PEMUDA
DAN IDENTITAS
POLA
DASAR PEMBINAAN & PENGEMBANGAN PEMUDA
Pola Dasar Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Pemuda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
PENGERTIAN POKOK PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA YAITU :
• Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Pengertian pokok pembinaan dan
pengembangan generasi muda
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang permasalahan sosial
seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota, anak jalanan dan
sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal)
maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya,
program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta semua
pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan
terutama generasi muda itu sendiri.
Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya.
Dalam kebijakan tersebut terlihat
bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam
pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial
pada khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Cipinang Kecamatan
Pulogadung sedang membuat kerajinan dari sampah non organic seperti: palstik
deterjen, botol minuman, dll yang diolah
menjadi aneka macam tas,dll
MASALAH-MASALAH
GENERASI MUDA
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.
POTENSI-POTENSI
GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
TUJUAN POKOK SOSIALISASI
Tujuan pokok sosialisasi adalah :
1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.
Tujuan pokok sosialisasi adalah :
1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.
C. PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
MENGEMBANGKAN POTENSI
GENERASI MUDA
Pada negara-negara yang sedang berkembang ternyata masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubungan dengan itu, negara-negara sedang berkembang merasakan selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenaga kerja dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki. Misalnya dalam eksplorasi dan eksploitasi sektor pertambangan, baik yang berlokasi di darat maupun yang ada di lepas pantai.
Pada negara-negara yang sedang berkembang ternyata masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubungan dengan itu, negara-negara sedang berkembang merasakan selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenaga kerja dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki. Misalnya dalam eksplorasi dan eksploitasi sektor pertambangan, baik yang berlokasi di darat maupun yang ada di lepas pantai.
Hal yang sama juga dirasakan manakala
negara-negara sedang berkembang berniat untuk melaksanakan program-program
industrialisasi yang menuntut tenaga-tenaga terampil berkualitas tinggi.
Di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, pada umumnya para generasi muda mendapat kesempatan luas dalam mengembangkan kemampuan dan potensi idenya. Para mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide/gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
Di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, pada umumnya para generasi muda mendapat kesempatan luas dalam mengembangkan kemampuan dan potensi idenya. Para mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide/gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
Gagasan dan pola kerja yang hampir
serupa telah dikembangkan pula di negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea
Selatan, Singapura, dan Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para inovator pada
sektor teknologi industri itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih
meyakinkan sebagai negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia
untuk mengembangkan potensi tenaga generasi muda agar menjadi inovator-inovator
yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.
Pembinaan sedini mungkin difokuskan
kepada angkatan muda pada tingkat SLTP/SLTA, dengan cara penyelenggaraan lomba
karya ilmiah tingkat nasional oleh :Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Minat generasi muda untuk mengikuti lomba karya ilmiah dari berbagai cabang
disiplin ilmu itu ternyata lebih banyak dari perkiraan jumlahnya. Yang sangat
menggembirakan, dalam usia yang belia itu mereka telah mampu menghasilkan
karya-karya ilmiah yang cukup membuat kagum para cendikiawan tua.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium-laboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktik lapangan.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
Arti penting dari pendidikan adalah sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Suatu bangsa akar berhasil dalam pembangunannya secara ‘self propelling’ dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikan penduduknya. Modernisasi Jepang agaknya merupakan contoh prototipe dalam hubungan ini.
Masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan membentuk manusia-manusia membangun. Untuk itu diperlukan kebijaksanaan terarah dan terpadu di dalam menangani masalah pendidikan ini. Rendahnya produktivitas rata-rata penduduk, banyaknya jumlah pencari kerja, “Under utilized population”, kurangnya semangat kewiraswastaan, merupakan hal-hal yang memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh.
Sebab hal itu semua akan berarti belum
terlepasnya Indonesia dari belenggu keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana
diharapkan pendidikan yang dapat mengembangkan semangat “inner will peningkatan
kemampuan diri dan bangsa” yang terpencar dalam pembangunan pendidikan mental,
intelektuan dan
profesional bagi seluruh penduduk dan pemuda Indonesia.
Sebagai satu bangsa yang menetapkan
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia, maka pendidikan
nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan
menurut Pancasila. Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi
pendidikan pembangunan, satu pendidikan yang akan membina ketahanan hidup
bangsa, baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui
pendidikan itu diharapkan bangsa Indonesia akan mampu membebaskan diri dari
belenggu kemiskinan dan keterbelakangan, melalui suatu alternatif pembangunan
yang lebih baik, serta menghargai kemajuan yang antara lain bercirikan
perubahan yang berkesinambungan.
Untuk itu maka diperlukan adanya
perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam yang menyangkut persepsi,
konsepsi serta norma-norma kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita
bermasyarakat Pancasila. Dalam hal ini kiranya pemerintah telah cukup berhasil
dalam menegakkan landasan-landasan ideal serta landasan koseptual terhadap
pembaharuan pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang tepat arah dan
tepat guna.
ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGEYAM PENDIDIKAN TINGGI
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGEYAM PENDIDIKAN TINGGI
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang
memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang
masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan
serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Kesempatan
ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada umumnya. Oleh karena
itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam
memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang
paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi
terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya.
Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka
berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
Keempat,
mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan
kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan
sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai
latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan
generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai
pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi
yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.
BAB III
ANALISIS
Pemuda sesungguhnya bukan sekadar
bagian dari lapisan sosial dalam masyarakat. Mereka memainkan peranan penting
dalam perubahan sosial. Tapi, jauh daripada itu, pemuda merupakan konsepsi yang
menerobos definisi. Hal itu disebabkan keduanya bukanlah semata-mata istilah
ilmiah, melainkan lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural. ‘Pemuda
harapan bangsa’, ‘pemuda pemilik masa depan bangsa,’ dan sebagainya, betapa
mensyaratkan nilai yang melekat pada kata ‘pemuda’. Pernyataan menarik
tersebut, dalam konteks Indonesia sebagai bangsa, menemukan jejaknya.
Sosok pemuda selalu terkait dengan
peran sosial-politik dan kebangsaan. Itu dapat dipahami mengingat hakikat
perubahan sosial-politik yang selalu tercitrakan pada sosok pemuda. Citra
pemuda Indonesia tidak lepas dari catatan sejarah yang telah diukirnya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA:
Sumber
: MKDU ilmu sosial dasar, Buku
MKDU, Ilmu Sosial Dasar, Gunadarma
- Sumber : http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-sosiologi-tentang-pemuda-dan.html
- Sumber : http://muda.kompasiana.com/2011/10/28/sosial-media-sebagai-alat-perjuangan-pemuda/
- Sumber : http://jempoluburubur.blogspot.com/2009/12/pemuda-dan-sosialisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar