MAKALAH PENGANTAR LINGKUNGAN
Penduduk Indonesia, Ilmu Teknologi dan Pengetahuan
Lingkungan
Disusun Oleh :
Nama :
Agus Santoso
Kelas : 2IB04
NPM :10415306
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan dalam bilangan penduduk sepanjang masa,
yang boleh dikira sebagai perubahan bilangan individu dalam sebuah populasi
melalui sukatan sepanjang suatu tempoh. Istilah ini juga selalu digunakan untuk
memaksudkan istilah demografi khusus berbunyi kadar pertumbuhan penduduk , yang
merujuk kepada kadar pertumbuhan penduduk dunia. Dalam bidang demografi dan
ekologi, kadar pertumbuhan penduduk ialah kadar pecahan pertumbuhan bilangan
penduduk sebuah kawasan. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi
sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan
pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada
manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia.
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan
terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Teknologi yang berkembang dengan pesat mengakibatkan berbagai dampak positif
maupun negatif. Konsekuensi dampak negatif akibat perkembangan teknologi yang
harus diterima oleh lingkungan salah satunya adalah terjadinya pemanasan
global.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perkembangan penduduk diindonesia
2. Mengetahui dampak pertumbuhan penduduk pada pemukiman
3. Mengetahui dampak pertumbuhan penduduk pada bidang pendidikan
4. Mengetahui tetntang keberlanjutan pembangunan
5. Mengetahui hubungan antara lingkungan dengan pembangunan
6. Mengetahui pencemaran yang disebabkan oleh pembangunan
1.3 Rumusan Masalah
1. Perkembangan penduduk indonesia
A. Landasan perkembangan penduduk indonesia
B. Pertambahan penduduk dan lingkungan pemukiman
C. Pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan
D. Pertumbuhan penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup
E. Pertumbuhan penduduk dan kelaparan
F. Kemiskinan dan keterbelakangan
2. Ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
A. Keberlanjutan pembangunan
B. Mutu lingkungan hidup dengan resiko
C. Kesadaran lingkungan
D. Hubungan lingkungan dengan pembangunan
E. Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh proses pembangunan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.A. Landasan perkembangan penduduk indonesia
Penduduk adalah orang atau sekumpulan orang-orang yang mendiami suatu tempat
(kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama
tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu
penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan tamu.
Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang adalah
orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk
sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah
ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Tamu adalah
orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa
hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu
pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya Adapun faktor - faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan
penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang
artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi
jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal
kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan kurangnya
lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi.
2.1.B. Pertambahan penduduk dan lingkungan pemukiman
Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara
jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu,
United Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara
berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun.
Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total
negaranegara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk
perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang
lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka
urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan
perkotaan di Negara negara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan
meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut.
Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia
telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan sebesar 4,40
persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen
dari total jumlah penduduk.
Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah
penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah
jumlah penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja
berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan
wilayah perkotaan, termasuk pula lingkungan pemukiman perkotaan yang ikut
bertambah populasinya.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan
munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar).
Untuk mencapai upaya penanganan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan
penajaman tentang kriteria permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan
kondisi sosial ekonomi masyarakat serta lingkungannya. Pemahaman yang
komprehensif kriteria tersebut akan memudahkan perumusan kebijakan penanganan
serta penentuan indikator keberhasilannya.
Bertambahnya penduduk jelas akan bertambah pula kepadatan pemukiman. Hal ini
diakibatkan bertambahnya populasi manusia yang semakin banyak. Ini jelas akan
terjadi kejenuhan yang ada di kota-kota besar seperti Jakarta . Bertambahnya
penduduk jelas mempengaruhi lingkungan seperti banyaknya sampah dan tata ruang
atau kota yang sangat buruk dan menghilangkan keindahan kota.
Lingkungan yang padat penduduknya biasanya
dapatmengurangi keindahan tempat pemukiman tersebutseperti banyaknya sampah
karena banyaknya pendudukyang membuang sampah sembarangan .Karena bertambah
pesatnya penduduk terjadikesenjangan sosial, salah satunya rusaknya
lingkunganpemukiman penduduk yang seharusnya pemukiman itutertata bersih,
nyaman, dan indah terawat tetapi semuaberubah terbalik menjadi kotor dan
berantakan.
2.1.C. Pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan
Di
negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan
angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi
komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga
berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah
akan terus berkurang. Akibatnya, banyak negara yang sebelumnya mengarahkan
perhatian terhadap pendidikan universitas, secara diam-diam mengalihkan
sasarannya.
Helen
Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari masayakat buta
huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar
telah memperluas jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir di mana-mana
pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan latihan-latihan teknis.
Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam
dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia ditekan secara tajam pada tingkat yang
terbawah.
Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada
pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk
menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat
program persamaan/perimbangan antara laki-laki dan wanita, pedesaan dan kota,
dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin.
Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada
keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang
budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan,
keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat
perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan
dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang
banyak, lebih mempersulit masalah ini.
Pertambahan penduduk yang cepat menghambat program-program perluasan
pendidikan, juga mengarah pada aptisme di dunia yang kesulitan untuk
mengatasinya. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I ayat 8).
Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai
persiapan untuk memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang
disebut pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang
pendidikan formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani
anak antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.
2.1.D. Pertumbuhan penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup
Dalam
masalah perkembangan penduduk ini maka penduduk tidak akan jauh dari masalah
kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk tersebut, dikarenakan lingkungan
yang kurang terawat ataupun pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan
yang tidak terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni
wilayah tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah
penduduk.
Untuk
menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih
banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam
semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor,
termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan
untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi,
menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti semua makhluk hidup, manusia juga bergantung
pada lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan kesehatan dan
kelangsungan hidup.
Kesehatanlah yang rugi apabila lingkungan tidak lagi memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, air, sanitasi, dan tempat
perlindungan yang cukup dan aman- karena kurangnya sumber-sumber atau distribusi
yang tidak merata.
Kesehatanlah yang rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan
yang tidak ramah- seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh
bersenjata atau supir-supir yang mabuk.
Kesehatan manusia adalah keperluan dasar untuk
pembangunan berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa
pun, tidak dapat menentang kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya.
Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk
kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat
menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat
menyebabkan banyak masyarakat yg tidak sehat
2.1.E. Pertumbuhan penduduk dan kelaparan
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang
paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada usaha internasional untuk
menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan kesehatan PBB hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak
akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan sekarang. “Sejauh ini
bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara,
khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen
WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu. Kendati tujuan pertama mengurangi
kelaparan, situasinya bahkan memburuk sementara negara-negara miskin berjuang
mengatatasi masalah pasokan pangan yang kronis, kata data laporan itu.
Antara tahun 1990 dan 2002– data yang paling akhir– jumlah orang yang
kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di Surabaya dan
47 juta orang di Asia timur, kata laporan tersebut. Proporsi anak berusia lima
tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan
timur meningkat enam sampai sembilan persen antara tahun 1990 dan 2003,
sementara hampir tidak berubah (32 persen). Lebih dari separuh anak-anak di
Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang
tahun 2003 tetap sepertiga. “Meningkatnya pertambahan penduduk dan
produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di
kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu. Kelaparan cenderung terpusat di
daerah-daerah pedesaan di kalangan penduduk yang tidak memilki tanah atau para
petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup
mereka,” tambah dia.
Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi
tingkat kematian anak. Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun
1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126
anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi
87 per 1.000 kelahiran hidup. “Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam
mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha
mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang
dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai,” kata laporan itu.
Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka
kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015
akan menjadi sekitar seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan.
Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang
telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang
mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya. Tingginya laju pertumbuhan penduduk
dan angka kelahiran di Indonesia, diperparah dengan pola penyebaran penduduk
yang tidak merata. “Jika semua itu, tidak segera dikendalikan, maka hal itu
akan jadi beban buat kita semua. Karena itu, baik pria maupun wanita harus
memaksimalkan program KB. Untuk mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka
menurut Diouf diperlukan peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada
tahun 2050. Peningkatan produksi ini khususnya perlu terjadi di negara
berkembang, di mana terdapat mayoritas penduduk miskin dan lapar. Jumlah
penduduk dunia yang mengalami kelaparan meningkat sekitar 50 juta jiwa selama
tahun 2007 akibat dari kenaikan harga pangan dan krisis energi.
2.1.F. Kemiskinan dan keterbelakangan
Salah satu wabah penyakit yang melanda negara-negara yang sedang berkembang
ialah kemiskinan beserta saudara kembarnya, yaitu keterbelakangan. Kemiskinan
dan keterbelakangan adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya dua hal
itu melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak negative
terhadap lingkungan. Kemiskinan dan keterbelakangan begitu erat kaitannya satu
sama lain sehingga dapat dianggap sebagai satu pengertian, maka digunakan satu
istilah saja, yaitu kemiskinan di mana sudah terkait pengertian
keterbelakangan.
Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap
lingkungannya, baik lingkungan social maupun lingkungan alam, dengan sendirinya
sudah jelas negative. Orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal
bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap
lingkungan social tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal
pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang
becak, pemungut punting, gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni
kampung-kampung liar dan jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami
manusia. Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu
mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya ketrampilan yang dimilikinya,
ketidakmampuannya untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan
peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup:
a. Gambaran kekurangan materi, yang
biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran tentang kebutuhan
sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran tentang kurangnya
penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Kartasasmita (1997: 234) mengatakan bahwa kemiskinan merupakan masalah dalam
pembangunan yang ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan, yang
kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin pada umumnya lemah
dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga
tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih
tinggi(Kartasasmita, 1997: 234). Hal tersebut senada dengan yang dikatakan
Friedmann yang mengatakan bahwa kemiskinan sebagai akibat dari ketidak-samaan
kesempatan untuk mengakumulasi basis kekuatan sosial (Friedmann , 1992: 123).
Namun menurut Brendley (dalam Ala, 1981: 4) kemiskinan adalah ketidaksanggupan
untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas. Hal ini diperkuat oleh Salim yang
mengatakan bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memperoleh kebutuhan hidup yang pokok(Salim dalam Ala, 1981: 1).
Sedangkan Lavitan mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan barang-barang
dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
2.2.A. Keberlanjutan pembangunan
Pembangunan Berkelanjutan adalah proses pembangunan lingkungan yang berprinsip
“memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi
masa depan”. Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan.
Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup
kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar
pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana
pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas
pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen
bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana
pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh,
pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan
biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber
daya keuangan yang terbatas.
Keberadaan sumber daya alam, air, tanah dan sumber
daya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup
tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat
mempengaruhi keberadaan sumber daya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan
sumber daya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh
kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta
kerusakan hutan yang kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang
pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Pembangunan yang mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan
dari penggunaan sumber daya alam. Namun eksploitasi sumber daya alam yang tidak
mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya
kualitas lingkungan.
Di Indonesia , kontribusi yang menjadi andalan dalam menyumbang pertumbuhan
ekonomi dan sumber devisa serta modal pembangunan adalah dari sumberdaya alam.
“Sumberdaya alam mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia baik
pada masa lalu, saat ini maupun masa mendatang sehingga, dalam penerapannya
harus memperhatikan apa yang telah disepakati dunia internasional.
2.2.B. Mutu lingkungan hidup dengan
resiko
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar
dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang
lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun
dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas.
Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya
pencemaran, erosi, dan banjir. Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan?
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan
yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia
di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana
yang membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai
keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum,
perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman,
ibadah dan sebagainya.
Indonesia adalah sebuah negara tropis yang kaya akan sumber daya alam. Melimpah
ruahnya sumber daya alam Indonesia sudah sangat terkenal sejak zaman dulu.
Penjajahan yang terjadi di tanah air tercinta ini pun awalnya adalah perebutan
akan potensi sumber daya alam ini.
Secara alami, kehidupan ini memang merupakan hubungan yang terjadi timbal balik
antara sumber daya manusia dan sumber daya alam (baik yang dapat diperbaharui
atau pun tidak). Hubungan timbal balik tersebut pada akhirnya adalah penentu
laju pembangunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan
pembangunan adalah lingkungan sosial (jumlah, kepadatan, persebaran, dan
kualitas penduduk), dan pengaruh kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, teknologi,
dan sebagainya.
Sekian lama terkenalnya Indonesia sebagai negara subur makmur dengan kondisi
alam yang sangat mendukung ditambah pula dengan potensi sumber daya mineral
yang juga ternyata sangat melimpah ruah, ternyata Indonesia sampai saat ini
hanya bisa menjadi negara berkembang, bukan negara maju. Banyak faktor yang
kemudian menyebabkan Indonesia tidak kunjung menjadi negara maju. Salah satunya
adalah pengelolaan negara yang tidak profesional termasuk dalam hal pengelolaan
potensi alam.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan
biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu:
Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan
abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen
biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan
komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara,
cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi
antar komponen berlangsung seimbang.
Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan
sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial
ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan,
pendidikan dan kebutuhan lainnya.
Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun
nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya.
Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga
termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem
politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di
lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota
masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
Resiko
Pasal 28H Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengamanatkan bahwa lingkungan hidup
yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Artinya
bahwa menjaga lingkungan hidup agar tetap baik dan sehat adalah sebuah
kewajiban karena merupakan bagian dari hak asasi setiap warga negara Indonesia.
Indonesia menjadi negara dengan laju deforestasi tercepat di seluruh dunia.
Setiap menit area hutan setara dengan luas lima lapangan sepak bola dihancurkan
sebagian besar untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit dan pulp and paper, atau
rata-rata 1,8 juta hektar hutan per tahun. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai
Negara penghasil emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di dunia setelah China
dan Amerika Serikat.
2.2.C. Kesadaran lingkungan
Neolaka (1991), menyatakan bahwa kesadaran lingkungan adalah keadaan
tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini lingkungan hidup, dan dapat
terlihat pada prilaku dan tindakan masing-masing individu. Hussel yang
dikutip Brawer (1986), menyatakan bahwa kesadaran adalah pikiran sadar
(pengetahuan) yang mengatur akal, hidup wujud yang sadar, bagian dari sikap/prilaku,
yang dilukiskan sebagai gejala dalam alam dan harus dijelaskan berdasarkan
prinsip sebab musebab. Tindakan sebab, pikiran inilah menggugah jiwa untuk
membuat pilihan, misalnya memilih baik-buruk, indah-jelek.
Buletin Para Navigator (1988), menyatakan bahwa kesadaran adalah modal utama
bagi setiap orang yang ingin maju. Secara garis besar sadar itu dapat diukur
dari beberapa aspek antara lain :
1. kemampuan
membuka mata dan menafsirkan apa yang dilihat
2. kemampuan
aktivitas
3. kemampuan
berbicara.
Jika seseorang mampu melakukan ketiga aspek diatas secara terintegrasi
maka dialah yang disebut dengan sadar. Dari segi lain kesadaran adalah adanya
hak dan kemapuan kita untuk menolak melakukan keinginan orang lain atau sesuatu
yang diketahui buruk/tidak bermanfaat bagi dirinya.
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai anggota masyarakat yang tidak peduli
terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya dengan membuang sampah seenaknya di
jalanan, atau meletakkan sampah di pinggir jalan seolah bukan miliknya lagi.
Banyak yang tidak menyadari bahwa pola kehidupan modern saat ini sangat
mempengaruhi lingkungan dan kondisi bumi secara keseluruhan. Kemakmuran yang
semakin tinggi telah memberikan fasilitas hidup semakin mudah melalui
perkembangan teknologi. Akibatnya penggunaan listrik terutama untuk keperluan
¬rumah tangga menjadi sangat besar dan terus menerus seperti lemari es, mesin
cuci, komputer, AC, audio dan sebagainya. Sedangkan kebiasaan shopping atau
memborong belanjaan menyebabkan bertumpuknya sampah kantong plastik, piring,
cangkir atau botol plastik, dan sebagainya.
Telah diakui bahwa teknologi mempunyai manfaat yang banyak bagi kehidupan
manusia. Namun, kenyataan ini harus di bayar mahal dengan ancaman
kesehatan yang di sebabkan oleh pencemaran. Tragedi tentang kemajuan ilmu dan
teknologi modern yang berasosiasi dengan kerusakan dan gangguan terhadap
lingkungan hidup di negara maju sudah bukanmerupakn dongeng lagi, melainkan
sudah merupakan kenyataan pedih yang terdokumentasikan. Maka dari itu, untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan maka
dibutuhakan beberapa strategi :
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal pada tingkatan SD dan SL termasuk
rencana untuk jangka yang lebih panjang dan memerlukan perencana yang lebih
matang. Meskipun masih terbatas, telah berjalan sebuah proyek percobaan untuk
menilai bahan-bahan ajaran mengenai lingkungan hidup pada kelas 4, 5 dan 6.
2. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan non-formal merupakan suatu media penyebaran
pengetahuan yang baik dalam jangka pendek mengingat tujuan dan sasarannya.
Tujuan pendidikan non-formal adalah memberikan pengetahuan umum mengenai ilmu
lingkungan.
3. Melalui Penyuluhan
a.
Buanglah sampah pada tempat yang telah tersedia.
b. Usahakan
saluran air, parit, selalu bersih dari sampah atau bahan-bahan yang dapat
menutup aliran air, sehingga aliran air dapat lancar.
c.
Tanami pekarangan rumah dengan tanaman bunga, sayur, pohon buah-buahan
atau tanaman-tanaman yang ada manfaatnya untuk membantu membersihkan udara di
sekitar rumah. Dengan demikian akan menjaga kesehatan badan
4.Pendidikan Lingkungan
Pendidikan yang dimaksud disini adalah suatu usaha dan
kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan kepribadian serta kemampuan
baik di luar maupun di dalam sekolah yang berlangsung selama hidup manusia.
Melalui pendidikan lingkungan di harapkan timbulnya kesadaran masyarakat akan
tanggung jawab manusia terhadap lingkungan akan semakin meningkat.
5.Aplikasi Dalam Masyarakat
Karena penyampaian informasi serta pendidikan
lingkungan di sekolah dan instansi-instansi lainnya belum cukup unutuk
meningkatkan kesadaran mayarakat dalam pemeliharaan lingkungan tanpa di dukung
dengan aplikasi atau sering juga disebut sebagai contoh. Maksud dari aplikasi
disini adalah penerapan informasi-informasi ilmiah dalam perilaku setiap
individu
Dengan demikian secara tidak langsung masyarakat
tergerak hatinya dan menyadari betapa pentingmya menjaga lingkungan serta
mencontoh segala tindakan-tindakan yang benar berkaitan dengan pelestarian
lingkungan
2.2.D. Hubungan lingkungan dengan pembangunan
Pembangunan dan lingkungan mempunyai hubungan yang erat saling terkait dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Pembangunan dalam hal ini berupa kegiatan
usaha maupun kegiatan untuk hajat hidup orang banyak, membutuhkan faktor
lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial sebagai unsur produksi
baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan alam menjadi pemasok
sumberdaya alam yang akan diproses lebih lanjut guna memenuhi kebutuhan
manusia, sedangkan lingkungan sosial menyediakan sumberdaya manusia sebagai
pelaku pembangunan. Sebaliknya lingkungan membutuhkan pembangunan untuk bisa
memberikan nilai guna atau manfaat yang dapat diukur secara ekonomi. Demikian
pula lingkungan sosial juga membutuhkan pembangunan guna mendapatkan manfaat
untuk kehidupan yang lebih baik. Kegiatan pembangunan yang menghasilkan
berbagai produk baik barang dan jasa telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan,
kemudahan, dan kenyamanan bagi kehidupan manusia diberbagai bidang. Namun
demikian, dalam kaitan dengan lingkungan alam, ancaman datang dari dua sumber
yakni polusi dan deplesi sumberdaya alam. Polusi berkaitan dengan kontaminasi
lingkungan oleh industri, sedangkan deplesi sumberdaya alam bersumber dari
penggunaan sumber sumber yang terbatas jumlahnya.
Pertumbuhan pembangunan di satu sisi akan memberikan kontribusi positif
terhadap taraf hidup masyarakat. Namun di sisi lain akan berakibat menurunnya
fungsi lingkungan. Alih fungsi lahan untuk pembangunan secara langsung akan
mengurangi luas lahan hijau, baik lahan pertanian maupun kawasan hutan yang
merupakan penghasil oksigen. Sementara meningkatnya pemakaian bahan bakar fosil
sebagai sumber energi justru menyumbang gas karbon yang akhirnya berdampak pada
perubahan iklim yang terjadi karena efek rumah kaca. Kontradiksi antara
kepentingan pembangunan dan kepentingan pelestarian fungsi lingkungan ini
memerlukan upaya dan langkah nyata agar keduanya dapat dilakukan secara
seimbang dan harmonis, sesuai amanat pembangunan berkelanjutan yakni pembangunan
dengan memperhatikan tiga pilar utama yakni ekonomi, lingkungan, dan sosial.
2.2.E. Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh proses pembangunan
Sebagaimana diarahkan dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan industri merupakan
bagian dari pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai stucture ekonomi
yang semakin seimbang dari sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor
pertanian yang tangguh. Selanjutnya digariskan pula bahwa ¬proses
industrialisasi harus mampu mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak
utama pertumbuhan ekonomi, pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan
ekspor dan penghematan devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang
pembangunan sektor-sektor lainnya sekaligus wahana pengembangan dan penguasaan
teknologi.
Industrialisasi merupakan pilihan bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kesejahteraan kehidupannya. Hal terseut antara lain disebabkan terbatasnya
lahan pertanian. Industrialisasi merupakan suatu jawaban terhindarnyan tekanan
penduduk terhadap lahan pertanian. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah bahwa
industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat potensial untuk
merusak dan mencemari lingkunga . apabia hal ini tidak dapat perhatian serius
maka ada kesan bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan
seiring, dalam arti semakin maju industri maka semakin rusak lingkungan hidup
itu. Industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup manusia
akan memberikan dampak negatif pula berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Unsur – unsur pokok yang diperlukan untuk kegiatan industri antara lain adalah
sumber daya alam ( berupa bahan baku, energi dan air), sumberdaya manusia (
berupa tenaga kerja peda berbagai tingkatan pendidikan), serta peralatan.
Kegiatan pembangunan industri yang melibatkan unsur – unsur tersebut dapat
menimbulkan dampak negatif yang berupa :
1. Pandangan yang kurang menyenangkan bagi wilayah
industri.
2. Penurunan niali tanah di sekitar industri bagi
permukiman.
3. Timbuk kebisingan oleh operasi peralatan.
4. Bahan – bahan buangan yang dikeluarkan oleh
industri dapat menggangu dan mengotori udara, air, dan tanah.
5. Perpindahan penduduk yang menimbulkan dampak
sosial.
6. Hasil produksi industri dapat mempengaruhi pola
hidup masyarakat.
7. Timbulnya kecemburuan sosial.
Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan Hidup
Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, dimana proses
pelaksanaan pembangunan disatu pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk
yang besar dengan tingkat pertambahan yang tinggi, akan tetapi tersedianya
sumber daya alam terbatas, atas dasar tersebut dimana pembangunan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat tersebut, baik generasi
sekarang maupun generasi mendatang adalah pembangunan
berwawasanlingkungan.Untuk mencapai tujuan utama tersebut, maka sejak awal
perencanaan usaha atau kegiatan sudah diperkirakan perubahan rona lingkungan
akibat pembentukan suatu kondisi lingkungan yang baru, baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan, yang ditimbulkan sebagai akibat diselenggarakannya usaha
atau kegiatan pembangunan. Atas dasar tersebutlah bahwa perlu pengaturan lebih
lanjut mengenai usaha atau kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup. Maksud dari analisa mengenai dampak lingkungan
kedalam proses perencanaan ¬suatu usaha atau kegiatan tersebut, sehingga
dapat diambil keputusan optimal dari berbagai alternative, karena analisis
mengenai dampak lingkungan merupakan salah satu alat untuk mempertimbangkan
akibat yang ditimbulkan oleh suatu rencana atau kegiatan terhadap lingkungan
hidup, guna mempersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negative dan
mengembangkan dampak positif
Akibat Pencemaran Terhadap Lingkungan Hidup
Mengenai akibat pencemaran terhadap lingkungan hidup
harus melihat kepada ukuran dampak penting terhadap lingkungan yang perlu
disertai dengan dasar pertimbangan yaitu sebagai berikut : terhadap penilaian
pentingnya dampak lingkungan berkaitan secara relative dengan besar kecilnya
rencana usaha atau kegiatan yang berhasil guna dan daya guna, apabila rencana
usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan dengan didasarkan pada dampak usaha
atau kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan atau dapat juga
terhadap kesatuan dan atau kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan lainnya
dalam batas wilayah yang telah ditentukan. Perlu diketahui bahwa dampak
terhadap lingkungan atas dasar kemungkinan timbulnya dampak positif atau dampak
negative tidak boleh dipandang sebagai factor yang masing-masing berdiri
sendiri, melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna dipertimbangkan hubungan
timbul baliknya untuk mengambil keputusan.
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup
Dasar hukum dalam penanggulangan masalah pencemaran
lingkungan tentunya didasarkan ketentuan-ketentuan baik berdasarkan peraturan
perundang-undangan dalam rangka mencegah terjadinya masalah-masalah pencemaran
lingkungan hidup. Ketentuan utama tentang pencegahan pencemaran lingkungan
dalam Pasal 17 Undang-Undang Lingkungan Hidup menentukan bahwa:
“Ketentuan tentang pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pencemaran
lingkungan hidup beserta pengawasannya yang dilakukan secara menyeluruh
dan/atau secara sektoral ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan”. Di
dalam penjelasan, bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ini
memuat upaya penegakan hukumnya. Faktor-faktor penyebab terjadi pencemaran
lingkungan dicontohkan Siti Sundari Rangkuti bahwa pencemaran yang disebabkan
oleh penggunaan misal berupa penyebaran secara luas produk-produk yang bersifat
mencemarkan, seperti deterjen, hal ini dapat dicegah dengan cara pengaturan
pensyaratan yang menyangkut sifat-sifatnya, pemeriksaan berkala, peraturan atau
petunjuk pemakaian dan sebagainya. Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan
dapat dilihat dari dua faktor penyebab: yaitu dari faktor alam berupa hujan
yang turun terus menerus, terjadinya banjir, tanah longsor, wabah demam
muntaber dan sebagainya; dan faktor adanya aktivitas manusia dan kegiatan dari
manusia seperti limbah pencelupan industri garmen yang banyak mengandung
bahan-bahan kimia yang berbahaya, adanya pabrik-pabrik industri perbengkelan
menyebabkan polusi udara dan sebagainya; diantara kedua kegiatan yang sangat
membahayakan terjadinya pencemaran lingkungan hidup ini adalah faktor kegiatan
manusia.
Usaha pencegahan pencemaran industri dapat berupa:
a. Meningkatkan kesadaran lingkungan
diantara karyawan dan pengusaha khususnya masyarakat umumnya tentang akibat
buruk suatu pencemaran.
b. Pembentukan organisasi penanggulangan
pencemaran untuk antara lain mengadakan monitoring berkala guna mengumpulkan
data selengkap mungkin yang dapat dijadikan dasar menentukan kriteria tentang
kualitas udara, air dan sebagainya.
c. Penanganan atau penetapan kriteria
tentang kualitas tersebut dalam peraturan perundang-undangan.
d. Penentuan daerah industri yang
terencana dengan baik, dikaitkan dengan planologi kota, pedesaan, dengan
memperhitungkan berbagai segi. Penentuan daerah industri ini mempermudah
usaha pencegahan dengan perlengkapan instalasi pembuangan, baik melalui air
maupun udara.
e. Penyempurnaan alat produksi melalui
kemajuan teknologi, diantaranya melalui modifikasi alat produksi
sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pencemaran yang bersumber pada
proses produksi dapat dihilangkan, setidak-tidaknya dapat dikurangi. Pencemaran
dapat dicegah dengan pemasangan alat-alat khusus untuk pre-treatment
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara
Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta
budaya.Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di
Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi
jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah
penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia
pendidikan merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem
ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan penduduk. Jadi, peningkatan
kualitas Pendidikan dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki
kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian
membludak.Oleh karena pertumbuhan penduduk dipengaruhi Tingkat
pendidikan, Penyakit yang Berkaitan
dengan Lingkungan Hidup, Kelaparan, Kemiskinan dan Keterbelakangan. Maka kita
harus bisa memperbaiki semua masalah itu,dan mulai mencari jalan keluar yang
terbaik agar semua permasalahan dinegara kita bia terselesaikan.Dan
masyarakatnya pun bisa hidup dengan sejahtera, karena tidak dipungkiri bahwa
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Jadi tidak masuk
akal kalau masyarakatnya kebanyakan hidup dibawah garis kemiskinan.
3.2 Saran
Saran
yang dapat penulis berikan khususnya kepada pemerintah Indonesia sebagai para
penentu kebijakan ialah agar dengan serius melihat perkembangan penduduk di
Indonesia yang tergolong besar sebagai salah satu masalah penting yang sangat
mempengaruhi stabilitas negara, contohnya pada ketersediaan pangan.
Ketersediaan pangan yang cukup tentu akan membantu menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://acerain.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-penduduk-indonesia-1.html
http://nerissfuture.blogspot.co.id/2015/05/landasan-teori-perkembangan-penduduk.html
https://namakuvee.wordpress.com/2011/11/09/pertambahan-penduduk-dan-lingkungan-pemukiman/
http://ddsgpunya.blogspot.co.id/2013/01/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat.html
http://veyliquid.blogspot.co.id/2009/11/pertumbuhan-penduduk-dan-penyakit-yang.html
http://alfanissa.blogspot.co.id/2014/04/tingkat-pertumbuhan-penduduk-yang.html
https://ridwanmuslim.wordpress.com/2013/01/20/keberlanjutan-pembangunan/
http://richie-rap.blogspot.co.id/2013/01/mutu-lingkungan-hidup-dengan-resiko.html
https://sitfamz.wordpress.com/2013/01/24/mutu-lingkungan-hidup-dengan-resiko/
https://wellyaterforum.wordpress.com/2011/11/12/mutu-lingkungan-hidup-dengan-resiko/
http://fnphotoart.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kesadaran-lingkungan-mata-kuliah.html
http://fajri-fafa.blogspot.co.id/2014/04/hubungan-lingkungan-dan-pembangunan.html
http://nerissfuture.blogspot.co.id/2015/05/landasan-teori-perkembangan-penduduk.html
https://namakuvee.wordpress.com/2011/11/09/pertambahan-penduduk-dan-lingkungan-pemukiman/
http://ddsgpunya.blogspot.co.id/2013/01/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat.html
http://veyliquid.blogspot.co.id/2009/11/pertumbuhan-penduduk-dan-penyakit-yang.html
http://alfanissa.blogspot.co.id/2014/04/tingkat-pertumbuhan-penduduk-yang.html
https://ridwanmuslim.wordpress.com/2013/01/20/keberlanjutan-pembangunan/
http://richie-rap.blogspot.co.id/2013/01/mutu-lingkungan-hidup-dengan-resiko.html
https://sitfamz.wordpress.com/2013/01/24/mutu-lingkungan-hidup-dengan-resiko/
https://wellyaterforum.wordpress.com/2011/11/12/mutu-lingkungan-hidup-dengan-resiko/
http://fnphotoart.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kesadaran-lingkungan-mata-kuliah.html
http://fajri-fafa.blogspot.co.id/2014/04/hubungan-lingkungan-dan-pembangunan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar